Welcome to Nanda's Blogspot!

Rabu, 27 Juni 2012

Till We Meet Again:Menjemput Cinta di Austria (Yoana Dianika)

Novel ini yang mendapatkan Juara ke 3 dalam lomba 100% Roman Asli Indonesia yang di Karang oleh Yoana Dianika. Kereen!
Hmm.. saat gua baca novel ini, gua sangat menikmati tulisan dan rangkaian kata- kata nya yang indah sehingga bisa mendukung tema romantis yang ada. Gaya bahasa yang di tawarkan Yoana Dianika ini sangat nyaman dan mengalir. Alur nya juga membuat pembaca berpikir ‘ini sebenernya gimana sih?’’ kok dia bisa sama dia sih?’. Eh tapi alurnya gak bisa ketebak. Itu yang bikin seru..

                                             


Tapi ada beberapa yang di sayangkan nih penjelasan mengenai WINA nya terlalu detail. Harus nya apa yang ga harus di tulis kan ga usah di tulis, kan buang buang kertas tuh. Tapi nama nya novel pasti ada kekurangan ada juga kelebihan nya.

But this novel is bittersweet and this ending very awesome

Untuk karakternya Elena ini termasuk yang cepat dalam mengambil keputusan, dia cewek yang sangat ceria meskipun ibunya sudah meninggal dan Yoana Dianika ini sukses membawa karakter ini sampai pada lembar terakhir novel. Chris > cowok bule satu ini sukses buat gua gemes. Kenapa gitu? Demen amat sih nyimpen perasaan segitu lama nya-_- Untung ajah di akhir cerita, chris berhasil merubah pandangan ku tentang dia. Oh He like Prince!

Beberapa quotenya juga bagus, even this is just common quote for some people
"Let the love go. When it comes back, then it's yours forever and if It doesn't, means it wasn't meant to be..."
Sama satu lagi
"I wish dreams were wishes, and wishes came true, because in my dreams I’m always with you"

Sinopsis nya menarik + covernya yang sweet dan eye-catching. Pertama baca judulnya, gue pikir tokoh2 dalam cerita ini tidak akan bisa bersama, ternyata sebaliknya. Si penulis benar-benar membiarkan pembaca mendapaktan ending story yang dia inginkan. Menurut gue ya:

1. Novel ini terasa real dengan deskripsi yang dijelaskan pengarang—benar-benar detail, seolah sang pengarang memang pernah bersekolah di Wina atau setidaknya tinggal di Wina. Bangunan klasik dan deskripsi seperti-apa-Wina-itu mendapat perhatian lebih oleh Yoana Dianika.
Misalnya, ketika Elena mengunjungi Istana Hofburg. Dijelaskan bahwa di dalam Istana Hofburg ada Museum für Völkerkunde, di mana di Museum Etnologi itu terdapat ruang Indonesia dan literatur mengenai kebudayaan Indonesia. Di situ juga ada keris Pangeran Diponegoro yang dibeli oleh Pangeran Franz Ferdinand saat berkeliling dunia.

2. Proporsi tetap sampai akhir. Tak hanya di bagian depan saja, tetapi menuju ending pun deskripsi-yang-detail masih diperhatikan! Wow, salut untuk Yoana Dianika

3. Penggambaran penokohan. Yoana Dianika sangat peduli terhadap tokoh-tokohnya. Fisik, dan pakaian tokoh dijelaskan secara detail, membuat si pembaca mudah membayangkannya.

4. Penggunaan bahasa di Austria pun ditampilkan. Di beberapa percakapan terselip kalimat berbahasa Jerman, membuat gue semakin merasakan aura Austria *ea* ketika membacanya.

Tetapi....

5. Tak ada karya sempurna.
Ya, di samping poin plus itu, pasti ada poin yang “kurang greget”. Ya, menurut gue, penuturan konflik di dalamnya masih kurang. Walaupun sang tokoh sedang mengalami konflik, tapi belum ada emosi yang menggebu-gebu.

Salut, poin-poin plus—dan negatif itulah yang menurut gue membuat novel ini patut dibaca! Semoga untuk karya selanjutnya semakin baik. Waiting for the next book!! :))

1 komentar:

  1. Till we meet again.. sebuah novel romantis yang membuat saya sedikitnya mengenal tentang Wina..
    Jalan ceritanya sederhana tapi kata-kata nya membuat kita terhanyut dalam cerita tersebut.. sebuah pertemuan di masa lalu ternyata di pertemuakan kembali oleh takdir memang benar jodoh tidak akan kemana..
    Numpang promo ya jangan lupa juga buat berkunjung ke blog saya:
    obat kista tradisional.
    obat pelangsing herbal
    terimakasih sebelumnya

    BalasHapus